Rabu, 03 Juni 2009

Mengenalkan Allah kepada Anak

Rasulullah saw. pernah mengingatkan, untuk mengawali bayi-bayi kita dengan kalimat laa ilaaha illaLlah." Kalimat suci inilah yang kelak akan membekas pada otak dan hati mereka

Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

Kalau anak-anak itu kelak tak menjadikan Tuhannya sebagai tempat meminta dan memohon pertolongan, barangkali kitalah penyebab utamanya. Kitalah yang menjadikan hati anak-anak itu tak dekat dengan Tuhannya. Bukan karena kita tak pernah mengenalkan –meskipun barangkali ada yang demikian—tetapi karena keliru dalam memperkenalkan Tuhan kepada anak. Kerapkali, anak-anak lebih sering mendengar asma Allah dalam suasana menakutkan.

Mereka mengenal Allah dengan sifat-sifat jalaliyah-Nya, sementara sifat jamaliyah-Nya hampir-hampir tak mereka ketahui kecuali namanya saja. Mereka mendengar asma Allah ketika orangtua hendak menghukumnya. Sedangkan saat gembira, yang mereka ketahui adalah boneka barbie. Maka tak salah kalau kemudian mereka menyebut nama Allah hanya di saat terjadi musibah yang mengguncang atau saat kematian datang menghampiri orang-orang tersayang.

Astaghfirullahal ‘adziim…

Anak-anak kita sering mendengar nama Allah ketika mereka sedang melakukan kesalahan, atau saat kita membelalakkan mata untuk mengeluarkan ancaman. Ketika mereka berbuat "keliru" –meski terkadang kekeliruan itu sebenarnya ada pada kita—asma Allah terdengar keras di telinga mereka oleh teriakan kita, "Ayo…. Nggak boleh! Dosa!!! Allah nggak suka sama orang yang sering berbuat dosa."

Atau, saat mereka tak sanggup menghabiskan nasi yang memang terlalu banyak untuk ukuran mereka, kita berteriak, "E… nggak boleh begitu. Harus dihabiskan. Kalau nggak dihabiskan, namanya muba…? Muba…? Mubazir!!! Mubazir itu temannya setan. Nanti Allah murka, lho."

Setiap saat nama Allah yang mereka dengar lebih banyak dalam suasana negatif; suasana yang membuat manusia justru cenderung ingin lari. Padahal kita diperintahkan untuk mendakwahkan agama ini, termasuk kepada anak kita, dengan cara "mudahkanlah dan jangan dipersulit, gembirakanlah dan jangan membuat mereka lari". Anak tidak merasa dekat dengan Tuhannya jika kesan yang ia rasakan tidak menggembirakan. Sama seperti penggunaan kendaraan bermotor yang cenderung menghindari polisi, bahkan di saat membutuhkan pertolongan. Mereka "menjauh" karena telanjur memiliki kesan negatif yang tidak menyenangkan. Jika ada pemicu yang cukup, kesan negatif itu dapat menjadi benih-benih penentangan kepada agama; Allah dan rasul-Nya. Na’udzubillahi min dzalik.

Rasanya, telah cukup pelajaran yang terbentang di hadapan mata kita. Anak-anak yang dulu paling keras mengumandangkan adzan, sekarang sudah ada yang menjadi penentang perintah Tuhan. Anak-anak yang dulu segera berlari menuju tempat wudhu begitu mendengar suara batuk bapaknya di saat maghrib, sekarang di antara mereka ada yang berlari meninggalkan agama. Mereka mengganti keyakinannya pada agama dengan kepercayaan yang kuat pada pemikiran manusia, karena mereka tak sanggup merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan. Sebab, semenjak kecil mereka tak biasa menangkap dan merasakan kasih-sayang Allah.

Agaknya, ada yang salah pada cara kita memperkenalkan Allah kepada anak. Setiap memulai pekerjaan, apa pun bentuknya, kita ajari mereka mengucap basmalah. Kita ajari mereka menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tetapi kedua sifat yang harus selalu disebut saat mengawali pekerjaan itu, hampir-hampir tak pernah kita kenalkan kepada mereka (atau jangan-jangan kita sendiri tak mengenalnya?). Sehingga bertentangan apa yang mereka rasakan dengan apa yang mereka ucapkan tentang Tuhannya.

Bercermin pada perintah Nabi saw. dan urutan turunnya ayat-ayat suci yang awal, ada beberapa hal yang patut kita catat dengan cermat. Seraya memohon hidayah kepada Allah atas diri kita dan anak-anak kita, mari kita periksa catatan berikut ini:

Awali Bayimu dengan Laa Ilaaha IllaLlah

Rasulullah saw. pernah mengingatkan, "Awalilah bayi-bayimu dengan kalimat laa ilaaha illaLlah."

Kalimat suci inilah yang perlu kita kenalkan di awal kehidupan bayi-bayi kita, sehingga membekas pada otaknya dan menghidupkan cahaya hatinya. Apa yang didengar bayi di saat-saat awal kehidupannya akan berpengaruh pada perkembangan berikutnya, khususnya terhadap pesan-pesan yang disampaikan dengan cara yang mengesankan. Suara ibu yang terdengar berbeda dari suara-suara lain, jelas pengucapannya, terasa seperti mengajarkan (teaching style) atau mengajak berbincang akrab (conversational quality), memberi pengaruh yang lebih besar bagi perkembangan bayi. Selain menguatkan pesan pada diri anak, cara ibu berbicara seperti itu juga secara nyata meningkatkan IQ balita, khususnya usia 0-2 tahun. Begitu pelajaran yang bisa saya petik dari hasil penelitian Bradley & Caldwell berjudul 174 Children: A Study of the Relationship between Home Environment and Cognitive Development during the First 5 Years.

Apabila anak sudah mulai besar dan dapat menirukan apa yang kita ucapkan, Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana mengajarkan untaian kalimat yang sangat berharga untuk keimanan anak di masa mendatang. Kepada Ibnu ‘Abbas yang ketika itu masih kecil, Rasulullah saw. berpesan:

"Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kata ini sebagai nasehat buatmu. Jagalah hak-hak Allah, niscaya Allah pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, niscaya Allah akan berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan pada Allah. Ketahuilah bahwa apabila seluruh ummat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu itu.Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikit pun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering." (HR. At-Tirmidzi).

Dalam riwayat lain disebutkan, "Jagalah hak-hak Allah, niscaya engkau akan mendapatkan Dia ada di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika engkau berada dalam kelapangan, niscaya Allah pun akan mengingatmu ketika engkau berada dalam kesempitan. Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang salah dalam dirimu tidak mesti engkau langsung mendapatkan hukuman-Nya. Dan juga apa-apa yang menimpa dirimu dalam bentuk musibah atau hukuman tidak berarti disebabkan oleh kesalahanmu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu akan datang ketika engkau berada dalam kesabaran, dan bersama kesempitan akan ada kelapangan. Juga bersama kesulitan akan ada kemudahan."

Apa yang bisa kita petik dari hadis ini? Tak ada penolong kecuali Allah Yang Maha Kuasa; Allah yang senantiasa membalas setiap kebaikan. Tak ada tempat meminta kecuali Allah. Tak ada tempat bergantung kecuali Allah. Dan itu semua menunjukkan kepada anak bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah.

Wallahu a’lam bishawab.

Iqra’ Bismirabbikal ladzii Khalaq

Sifat Allah yang pertama kali dikenalkan oleh-Nya kepada kita adalah al-Khaliq dan al-Karim, sebagaimana firman-Nya, "Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-‘Alaq: 1-5).

Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita berikan kepada anak saat mereka mulai bisa kita ajak berbicara. Pertama, memperkenalkan Allah kepada anak melalui sifat-Nya yang pertama kali dikenalkan, yakni al-Khaliq (Maha Pencipta). Kita tunjukkan kepada anak-anak kita bahwa kemana pun kita menghadap wajah kita, di situ kita menemukan ciptaan Allah. Kita tumbuhkan kesadaran dan kepekaan pada mereka, bahwa segala sesuatu yang ada di sekelilingnya adalah ciptaan Allah. Semoga dengan demikian, akan muncul kekaguman anak kepada Allah. Ia merasa kagum, sehingga tergerak untuk tunduk kepada-Nya.

Kedua, kita ajak anak untuk mengenali dirinya dan mensyukuri nikmat yang melekat pada anggota badannya. Dari sini kita ajak mereka menyadari bahwa Allah Yang Menciptakan semua itu. Pelahan-lahan kita rangsang mereka untuk menemukan amanah di balik kesempurnaan penciptaan anggota badannya. Katakan, misalnya, pada anak yang menjelang usia dua tahun, "Mana matanya? Wow, matanya dua, ya? Berbinar-binar. Alhamdulillah, Allah ciptakan mata yang bagus untuk Owi. Matanya buat apa, Nak?"

Secara bertahap, kita ajarkan kepada anak proses penciptaan manusia. Tugas mengajarkan ini, kelak ketika anak sudah memasuki bangku sekolah, dapat dijalankan oleh orangtua bersama guru di sekolah. Selain merangsang kecerdasan mereka, tujuan paling pokok adalah menumbuhkan kesadaran –bukan hanya pengetahuan—bahwa ia ciptaan Allah dan karena itu harus menggunakan hidupnya untuk Allah.

Ketiga, memberi sentuhan kepada anak tentang sifat kedua yang pertama kali diperkenalkan oleh Allah kepada kita, yakni al-Karim. Di dalam sifat ini berhimpun dua keagungan, yakni kemuliaan dan kepemurahan. Kita asah kepekaan anak untuk menangkap tanda-tanda kemuliaan dan sifat pemurah Allah dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga tumbuh kecintaan dan pengharapan kepada Allah. Sesungguhnya manusia cenderung mencintai mereka yang mencintai dirinya, cenderung menyukai yang berbuat baik kepada dirinya dan memuliakan mereka yang mulia.

Wallahu a’lam bishawab.

www.hidayatullah.com

MEREBUT JIWA ANAK

Sejauh mana pendidikan mempengaruhi serta menggerakkan hati dan jiwa anak?. Sekedar cerdas secara kognitif tidak banyak berpengaruh bagi jiwanya

Oleh Mohammad Fauzil Adhim

CAMPUR aduk perasaan saya ketika Allah Ta’ala memperkenankan saya bertemu dengan buku karya Theodore Herzl, tokoh yang telah menggerakkan jutaan manusia untuk rela berdarah-darah mendirikan negara Israel Raya. Membaca Der Judenstaat –Negara Yahudi—membawa pikiran saya mengenangkan saat-saat penuh persaudaraan dalam Silaturrahmi Nasional di Gunung Tembak. Kenangan yang meng­harukan dan membuat dada saya penuh sesak oleh mimpi-mimpi tentang sebuah stasiun TV, jaringan surat kabar, sekolah-sekolah yang melahirkan manusia besar, lembaga-lem­baga yang menjadi pusat kebajikan sehingga bisa mewujudkan kehendak Islam untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh dan segenap ummat manusia.

Ada keyakinan yang membuat saya tak bisa menulis tema lain kecuali apa yang saya perbincangkan sekarang ini. Ada airmata yang saya tahan agar tidak jatuh ketika saya menuliskan kalimat-kalimat ini. Bukan karena sedih oleh perasaan tidak berdaya, Tuan. Tetapi karena keharuan yang amat kuat dan keyakinan yang begitu mendalam. Insya-Allah, atas pertolongan Allah Yang Maha Kuasa, suatu saat nanti kita akan mampu mewujudkannya. Tak ada alasan untuk pesimis karena Allah ‘Azza wa Jalla tak pernah berhenti memberi pertolongan, kecuali kalau iman kita telah habis dan keyakinan kita pada kekua­saan-Nya telah menipis.

Belajar dari orang-orang yang telah berlalu, tidak terkecuali Theodore Herzl yang telah menginspirasi jutaan orang Yahudi untuk bergerak mendirikan Israel Raya dengan merampas tanah orang-orang Palestina, ada satu hal yang harus kita catat. Keberhasilan membuat sejarah besar, bukanlah bertumpu pada besarnya kekayaan dan banyaknya orang-orang yang berdiri di belakang kita. Seratus juta manusia yang tipis keyakinannya, akan mudah lari terbirit-birit oleh seribu orang terpilih dengan keyakinan yang sangat kokoh dan keberanian yang sangat besar. Ketika Herzl menulis Der Judenstaat, kaum Ya­hudi adalah orang-orang yang tidak berdaya dan tercerai berai. Tetapi Benyamin Se’ev –nama lain Theodore Herzl—menulis dalam buku hariannya sepulang dari Kongres Basel tahun 1897, “Di Basel, aku dirikan Negara Yahudi. Jika aku katakan dengan lantang hari ini, aku akan disambut dengan tertawaan orang-orang sedunia. Mungkin dalam lima ta­hun, tetapi pasti dalam lima puluh tahun, setiap orang akan menyaksikannya.”

Apa yang membuat Herzl begitu yakin? Media dan kekuatan jaringan. Media memainkan pikiran manusia, menggiring orang yang paling benci sekalipun untuk seku­rang-kurangnya tidak peduli. Media dapat membuat orang menangisi apa yang seharus­nya mereka syukuri, dan merayakan apa yang seharusnya membuat mereka tidak bisa tidur dalam tiga hari karena ngerinya tragedi. Media dapat membuat kebusukan tampak bagus dalam sekejap, dan sebaliknya bisa membuat orang jujur dicaci-maki dan diludahi. Seorang yang telah cukup matang berpikir pun bisa berubah karena tulisan yang dibuat dengan penuh kekuatan. Terlebih anak-anak dan orang muda, media bukan saja mempe­ngaruhi. Ia bisa menentukan hitam putihnya pikiran mereka, meskipun orangtua men­dampingi anak-anaknya hampir setiap hari.

Di antara perusahaan media –sepeninggal Herzl—yang dengan sangat serius menggarap anak-anak adalah Disney dengan berbagai produknya, terutama film kartun. Didirikan oleh Mogul Michael Eisner –seorang Yahudi militan yang sangat fobi pada Islam—The Disney Company bekerja keras melahirkan produk-produk untuk anak. Mereka telah bersungguh-sungguh, berusaha melakukan yang terbaik dan tak berhenti mening­katkan kemampuan. Hari ini, jutaan anak-anak kaum muslimin menanti dengan sabar film-film mereka di layar TV bersama para orangtua mereka –yang terkadang bukan mendampingi, tetapi ikut berebut memelototi. Sebagian masih menawarkan kebaikan, tetapi tak sedikit yang menyuntikkan racun ke dalam pikiran kita, sementara kita menik­matinya dengan senang hati.

Berkenaan dengan pilihan menggarap anak-anak ini, teringatlah saya kepada David McClelland. Atas biaya CIA –lembaga inteligen Amerika—McClelland melakukan penelitian untuk mengetahui semangat kewirausahaan masyarakat berbagai bangsa. McClelland kemudian menyimpulkan bahwa semangat wirausaha sangat dipengaruhi oleh kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement). Darimana kebutuhan untuk ber­prestasi ini sangat mempengaruhi jiwa mereka? McClelland menunjuk pada cerita anak. Keyakinan ini didasarkan pada hasil analisis proyektif cerita anak dari bangsa-bangsa yang ditelitinya.

Meskipun pendidikan di perguruan tinggi turut berpengaruh pada sikap dan terutama wawasan seseorang, tetapi pengaruh paling kuat yang membekas pada kepribadian adalah masa kecil. Dan cerita anak –termasuk film yang mereka lihat—sangat menentukan besar kekuatan kebutuhan jiwa. Anak yang sudah kokoh jiwanya ketika memasuki masa remaja, insya-Allah mereka tidak mudah terpengaruh –apalagi guncang—oleh hal-hal baru yang ada di sekelilingnya. Menjadi remaja tidak dengan sendirinya berarti mengalami kebingungan jatidiri sehingga mereka sibuk mencari identitas –yang kemudian dijadikan sebagai pembenaran untuk melakukan apa saja yang tidak benar. Ada remaja-remaja yang tidak mengalami keguncangan. Mereka telah menemukan jatidiri sebelum memasuki masa remaja. Inilah yang disebut sebagai identity foreclosure.

Pertanyaan kita adalah, mengapa ada yang harus guncang dan kehilangan pegangan sehingga pelajaran agama yang mereka terima semenjak kecil seakan tak berbekas, sementara pada saat yang sama remaja lain tidak mengalami kebingungan identitas? Wallahu a’lam bishawab. Penyebab yang sangat menentukan adalah pendidikan yang mereka terima di masa sebelumnya; sejauh mana mempengaruhi serta menggerakkan hati dan jiwa mereka. Sekedar cerdas secara kognitif atas nilai-nilai tauhid, tidak banyak berpengaruh bagi jiwa. Banyaknya pengetahuan tidak terlalu menentukan apa yang menjadi penggerak utama manusia untuk hidup –McClelland kemudian menganggapnya sebagai kebutuhan (need). Seperti dokter penyakit dalam, sekedar pengetahuan yang mendalam tentang bahaya merokok, tidak cukup untuk membuat mereka berhenti merokok. Itu sebabnya perusahaan rokok dengan senang hati mencantum peringatan pemerintah tentang bahaya merokok di iklan-iklan mereka.

Nah, salah satu cara yang efektif mempengaruhi jiwa anak adalah cerita. Semakin kuat sebuah cerita, semakin besar pengaruh yang menggerakkan jiwa anak. Demikian pula semakin dini mereka membaca cerita-cerita berpengaruh tersebut, semakin kuat bekasnya pada jiwa. Kuatnya pengaruh ini akan lebih besar lagi jika anak-anak itu meng­ungkapkan kembali cerita dan kesan yang ia tangkap melalui tulisan. ‘Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”

Itu sebabnya, dua keterampilan ini –yakni membaca dan menulis-- perlu kita bangkitkan semenjak dini. Kita gerakkan jiwa mereka untuk membaca semenjak anak-anak itu baru berusia beberapa hari. Kita rangsang minat baca mereka, dan kita ajarkan mereka bagaimana membaca semenjak dini, bukan semata untuk meningkatkan kecerdasan. Lebih dari itu, mudah-mudahan kita tergerak untuk melakukannya karena Allah ‘Azza wa Jalla telah menjadikan membaca (iqra’) sebagai perintah pertama. Iqra’ bismirab­bikal ladzii khalaq! Adapun kenyataan bahwa mengajarkan membaca semenjak dini terbukti meningkatkan kecerdasan anak kita berlipat-lipat, itu merupakan hikmah yang kita syukuri.

Tetapi…

Sekedar membuat anak kita terampil membaca dan menulis di usia dini, sama sekali tidak cukup. Kita harus berikan kepada mereka bacaan-bacaan bergizi bagi pikiran, perasaan dan ruhani mereka. Tak cukup kalau kita sekedar mencerdaskan otak. Kita harus menghidupkan jiwa mereka sehingga tumbuh kebutuhan yang sangat kuat sebagai penggerak hidup mereka kelak. Kita harus menulis cerita-cerita anak yang bergizi. Sekarang juga! Tak ada waktu untuk menunggu, sebab setiap detik waktu berlari meninggal­kan kita. Seperti Mogul Michael Eisner, harus ada di antara kita yang berbuat untuk anak-anak. Jika Eisner mewujudkan pengabdian melalui jaringan bisnis The Disney Company, lalu apakah yang akan kita lakukan?

Selebihnya, kita memerlukan buku-buku cerita yang hidup, yakni guru-guru yang memiliki kekuatan jiwa. Mereka inilah penentu masa depan anak-anak. Di tangan para guru, buku-buku yang kurang gizinya dapat dibenahi sehingga menghidupkan hati, menajamkan pikiran dan menggerakkan jiwa anak. Mereka inilah yang harus kita persiap­kan untuk mengantarkan anak-anak kita menyambut seruan perjuangan. Tak perlu tergesa-gesa mendirikan perguruan tinggi. Kalau kita telah mampu membangun kekuatan jiwa pada anak-anak kita sedari playgroup hingga SMP –syukur hingga SMA—melalui sekolah-sekolah yang diasuh oleh guru-guru dengan kekuatan jiwa yang tangguh, kekuatan ruhiyah yang kokoh dan kekuatan ilmu yang matang, insya-Allah kita sudah meng­genggam generasi yang penentu sejarah lima puluh tahun yang akan datang!

Allahu akbar! www.hidayatullah.com

project proposal

No. : 012/kbtk/V/09
Lamp : 1(satu) berkas
Hal : Permohonan Bantuan Pengadaan Tanah
Dan Pembangunan Gedung Pendidikan

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Kaum Muslimin
Di -
Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah Allah SWT. Kita masih merasakan kasih sayang-Nya. Semoga kita senantiasa istiqomah di jalan dakwah membangun generasi muslim yang berkepribadian Islam. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Pendidikan anak usia dini (0 – 6 tahun) mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan pembentukan generasi muda yang berkualitas, agar menjadi orang yang beriman, mandiri, sehat cerdas, ceria dan kreatif. Pendidikan yang diperoleh pada masa usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan mampu meningkatkan produktifitas serta kemandirian di masa yang akan datang. Sehingga pada masa itu pengembangan seluruh potensi anak harus dimulai, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai optimal. Dalam rangka mendukung program pendidikan anak usia dini (PAUD), kami telah menyelenggarakan program Taman Pengasuhan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK).
Berkaitan dengan semakin berkembang dan bertambahnya jumlah peserta didik yang semakin padat, dan tempat yang kurang mencukupi, serta masih sewa. Dalam rangka untuk menyiapkan lingkungan pendidikan yang memadai, kondusif dan representatif, perlu adanya tanah dan bangunan. Tanah yang dibutuhkan/dibeli seluas 1.000 m2, dengan harga tanah per meter Rp 350.000. Oleh karena itu, kami mengajak kepada Bapak/Ibu Kaum Muslimin berkenan membantu pengadaan tanah dan pembangunan Gedung pendidikan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan pendidikan anak usia dini.
Demikian permohonan kami, atas perhatian, kesediaan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih, Jazakumullah Khairan Katsira.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pekalongan, 1 Juni 2009
Panitia Penagdaan Tanah dan Gedung PAUD Yaa Bunayya Pekalongan




PROPOSAL PENGADAAN TANAH DAN PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA), KELOMPOK BERMAIN DAN TAMAN-KANAK-KANAK (KBTK) YAA BUNAYYA KELURAHAN MEDONO, KEC. PEKALONGAN BARAT, KOTA PEKALONGAN PROPINSI JAWA TENGAH

A. PENDAHULUAN
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih istiqomah menyiapkan generasi Islam yang kuat, hebat dan pemberani. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Anak usia dini (0 - 6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta nilai-nilai agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan, dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Hal ini sesuai dengan hak anak, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Salah satu implementasi dari hak ini, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Layanan pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembang-kan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Mendesaknya kebutuhan akan pendidikan anak usia dini juga dipicu oleh hasil penelitian terbaru bahwa perkembangan intelektual sangat pesat terjadi pada tahun-tahun awal. Pada usia 0 - 4 tahun seorang anak sudah terbentuk 50 % intelegensinya, usia 5 - 8 tahun terbentuk 30 % intelegensi, dan pada usia pertengah akhir dasa warsa kedua terbentuk 20 % intelegensi. Pentinya layanan pendidikan anak usia dini juga telah diakui petinggi pendidikan sedunia. Terbukti dalam pertemuan menteri-menteri pendidikan sedunia tahun 2000 di Dakkar bahwa pendidikan anak usia dini telah disepakati untuk diangkat sebagai salah satu program prioritas oleh setiap negara. Pada puncak acara Peringatan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2003 Presiden Rapublik Indonesia telah mencanangkan pelaksaan pendidikan anak usia dini di seluruh Indonesia.
Dengan latar belakang tersebut, kami diselenggarakannya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Taman Pengasuhan Anak [TPA], Kelompok Bermain [KB], dan Taman Kanak-Kanak (TK) Yaa Bunayya Kota Pekalongan sebagai wahana pembinaan kesejahteraan anak dan pelayanan pendidikan kepada anak usia dini. PAUD ini diselenggarakan dengan kondisi, bentuk tata cara yang fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan serta kemampuan sosial ekonomi masyarakat.
Penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini [PAUD] Yaa Bunayya Kota Pekalongan menempati gedung sewa-pinjam. Seiring bertambahnya jumlah anak didik dan minat masyarakat untuk memasukan ke Yaa Bunayya, serta daya tampung kelas atau ruangan yang tersedia sangat terbatas dan kurang kondusif lagi untuk sebuah pendidikan. Pengurus bersama-sama komite sekolah dan masyarakat yang peduli pendidikan berusaha mengajak untuk bersama-sama menyediakan tanah untuk dibangun kompleks pendidikan yang representatif sebagai pusat pendidikan anak usia dini. Rencana tanah yang dibutuhkan untuk pembangunan kompleks pendidikan tersebut seluas 1.000 m2, saat yang telah dibebaskan seluas 770 m2 dengan dana pinjaman.
Oleh karena itu, untuk mensukseskan pembangunan tahap I [pertama] yaitu pengadaan tanah, kami mengajak kepada masyarakat yang peduli dengan pendidikan anak usia dini untuk ikut menyisihkan rezeki karunia Allah SWT dalam program Wakaf Tunai untuk pengadaan tanah. Dengah harapan program layanan dan pendidikan anak usia dini bisa terealisasi sesuai yang kita harapkan.

B. DASAR PELAKSANAAN
Dasar hukum yang menjadi dasar pelaksanaan program pembangunan dan pengadaan tanah untuk pendidikan anak usia dini, adalah sebagai realisasi dari ;
  1. Al Qur’an surat Luqman ayat 13 dan 17; “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya memperse-kutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah”. Al Qur’an surat al Hadiid ayat 7 dan 18; ‘Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. QS.al Baqarah ayat 245 dan 261; ‘Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembali-kan.Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui’. QS. Ali Imran ayat 92; ‘Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkah-kan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya’
  2. Al Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim; ‘Barangsiapa bermaksud mengerjakan kebaikan tetapi tidak dikerjakannya, Allah mencatat sebagai satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud membuat kebaikan lalu ia mengerjakannya, Allah mencatat nilai kebaikan itu berganda 10 lipat sampai 700 lipat, bahkan sampai melipatgandakan dengan sangat banyak..’
  3. 3. UUD 1945 menyatakan bahwa “...melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa”. Amandemen UUD 1945, pasal 28b: “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
  4. Undang-Undang No. 23 tahun 2002. Pasal 3: Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.Pasal 4: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pasal 8: Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 14: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pasal 28 ayat 1-6: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilakukan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
  5. Konvensi Hak Anak :- Non diskriminasi; - Kepentingan yang terbaik bagi anak; - Hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan; - Penghargaan terhadap pendapat anak.;
  6. World For Children 2002 (Dunia yang layak bagi anak): - Mencanangkan kehidupan yang sehat; - Memberikan pendidikan berkualitas;- Perlindungan terhadap aniaya, eksploitasi dan kekerasan; - Memerangi HIV/AIDS

C. NAMA KEGIATAN / PROGAM
PENGADAAN TANAH DAN PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI [PAUD] TAMAN PENGASUHAN ANAK [TPA], KELOMPOK BERMAIN [KB] DAN TAMAN KANAK-KANAK [TK] YAA BUNAYYA KOTA PEKALONGAN


D. LEMBAGA PENYELENGGARA DAN LOKASI PROGRAM
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA), KELOMPOK BERMAIN DAN TAMAN KANAK-KANAK [KBTK] YAA BUNAYYA KOTA PEKALONGAN
Office & Campus : Perum. Bina Griya Blok BII No. 103 Medono, Kec. Pekalongan Timur Kota Pekalongan, Telp. [0285] 7928981
Loksi Tanah; Jl. Binatur, Kelurahan Tegalrejo, Kec. Pekalongan Barat – Kota Pekalongan


E. SUSUNAN PANITIA
Susunan panitia dan konsultan ahli :
Dewan Konsultan & Pakar Ahli :
Prof. DR. INDARTO, DEA

DR. ABDUL MANAN, MM
IR. ABU A’LA ABDULLAH, M.HI
M. Fauzil Adhim, S.Psi

Dewan Penasehat & Pembina :
KH. DHOMIR M. ARIF, SH

H. DADIO SANTOSO
DRS. MUJAZIN

Dewan Pengawas & Pengarah :
M. ARIF SU’AIDI
SUPRAYITNO AL FARUQI, S.Ag

Ketua I : SYAHRONI
Ketua II : NUR AJI
Sekretaris I : ARIF MARZUKI
Sekretaris II : SYAMSUDIN
Bendahara I : AHMATJIS
Bendahara II : SLAMET RIYADI
Kabag. Perlengkapan :
ALIMIN

AHMAD FAHMIKA
Kabag. Humas dan Publikasi :
TAUFIK, A.Md

SOBIRIN, S.Km
RIYANTO DC, SH
Pengurus dan anggota Komite Sekolah
Guru dan karyawan PAUD Yaa Bunayya


F. TUJUAN DAN HASIL YANG INGIN DICAPAI
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari diselenggarakannya pendidikan anak usia dini [PAUD] Yaa Bunayya adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
Sedang tujuan umum pengadaan tanah dan pembangunan gedung adalah terciptanya lingkungan sebagai pusat pendidikan dan layanan anak usia dini yang kondusif dan representatif.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus diselenggarakannya pendidikan anak usia dini (PAUD) Yaa Bunayya yaitu:
  1. Membantu meletakkan dasar kearah pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya; dan mengoptimalkan dan mengembangkan potensi jasmani,akal, ruhani dan sosial anak secara integral sesuai dengan tingkat kembangnya.
  2. Memberikan pelayanan dan pembinaan kepada anak yang berfungsi pengganti keluarga untuk jangka waktu yang cukup untuk membimbing anaknya karena harus bekerja di luar rumah atau karena sebab lain.
  3. Mengembangkan kemandirian, daya pikir, kemampuan ber-bahasa, daya cipta, perasaan/emosi, kemampuan bermasya-rakat, ketrampilan jasmani dan ruhani, dan pertumbuhan psikomotorik, kognitif, afektif/sosial anak sesuai dengan tingkat kembangnya; meningkatkan status kesehatan, gizi anak dan meningkat-kan kesadaran & pengetahuan orang tua dalam mendidik, mengasuh dan merawat anak.
  4. Memberikan layanan pendidikan anak usia dini dan pemerataan, peningkatan mutu dan efesiensi pendidikan anak usia dini; dan meningkatkan kesadaran orang tua/masyarakat akan pentingnya pendidikan anak dini usia
Sedangkan tujuan khusus dari pengadaan tanah dan pembangunan gedung pendidikan anak usia dini adalah, adalah;
  1. Terbangunnya sebuah lingkungan pendidikan anak usia dini yang dimulai dengan tersediannya tanah yang cukup, kemudiaan dilanjutkan dengan pembangunan gedung, untuk meningkatkan layanan dan pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan potensi dan intelektual yang berkembang cukup pesat.
  2. Tersedianya kompleks gedung dan sarana pendidikan anak usia dini yang kondusif dan representatif.
  3. Meningkatnya layanan dan pendidikan anak usia dini semaksimal mungkin.
Hasil yang ingin dicapai dari penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan pengadaan tanah maupun pembangunan gedung pendidikan adalah berkembang dan meningkatnya berbagai layanan pendidikan anak usia dini, serta melembaganya program layanan dan pendidikan anak usia dini yang dilaksanakan oleh dari dan untuk masyarakat.


G. RINCIAN ANGGARAN BIAYA
Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk program pengadaan tanah adalah tanah yang dibebaskan dikali harga tanah per meter= 1.000 m2 x Rp 350.000 = Rp 350.000.000 [Tiga ratus lima puluh juta rupiah], sedangkan untuk pembangunan gedung dilaksanakan apabila pengadaan tanah telah selesai.
Kami mengajak kepada Bapak / Ibu kaum muslimin untuk ikut serta dalam pengadaan tanah dalam program WAKAF TUNAI dengan harga tanah per meter Rp 350.000, dengan pahala yang berlipat ganda dan mengalir terus.


H. SUMBER PEMBIAYAAN PROGRAM
Sumber pembiayaan program pendidikan anak usia dini, khususnya pengadaan tanah dan pembangunan gedung adalah bersumber dari ;
1. Yayasan
2. Lembaga amil zakat nasional BMH
3. Pemerintah
4. BUMN
5. SWASTA
6. Masyarakat yang peduli dengan pendidikan anak usia dini
7. Dan usaha lain yang tidak mengikat

I. PARTISIPASI AKTIF DAN DUKUNGAN MASYARAKAT
Membuka pintu lebar-lebar untuk segala bentuk partisipasi yang akan panjenengan sertakan bagi pengembangan institusi pendidikan anak usia dini ini. Untuk memudahkan, kami menyediakan beberapa paket partisipasi, diantaranya;
1. PAKET WAKAF TOTAL PENGADAAN TANAH
Paket senilai Rp 350.000.000,- ini terbuka bagi institusi atau pribadi yang berkeinginan menanamkan investasi akhirat untuk keberlangusungan pendidikan anak usia dini ini.

2. PAKET WAKAF TUNAI PER METER
Paket wakaf tunai per meter senilai Rp 350.000,- terbuka untuk pribadi/institusi dengan nilai minimal tersebut di atas. Silakan hubungi, 0285-7928981, 7970630, 081914144618

3. PAKET SUMMANGGA KERSA
Paket dalam jumlah seberapapun ini terbuka luas bagi siapapun yang peduli pada upaya pengembangan institusi pendidikan anak usia dini ini. Insya Allah, tiada potensi yang tersia. Paket ini bisa donatur rutin atau insidental. Silakan hubungi, 0285-7928981, 7970630, 081914144618


J. PENUTUP
Demikian proposal pengadaan tanah dan pembangunan gedung pendidikan anak usia dini [PAUD] Yaa Bunayya Kota Pekalongan, kami ajukan kepada Bapak/Ibu yang peduli dengan pendidikan generasi masa depan, Dengan segenap kemampuan dan fasilitas yang kami miliki, semoga pelaksanaan layanan dan pendidikan anak usia dini dapat terlaksanan dengan baik dan dapat berhasil seperti yang diharapkan. Dengan demikian kita dapat memajukan pendidikan bagi anak usia 0 – 6 tahun sedini mungkin dapat ditangani sehingga masa keemasan tidak hilang percuma.

Pekalongan, 1 Juni 2009
Panitia Pengadaan Tanah dan Gedung
PAUD Yaa Bunayya Pekalongan
Ketua, Sekretaris,



SYAHRONI ARIF MARZUKI

PROFILE

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) YAA BUNAYYA
KOTA PEKALONGAN


Para ahli perkembangan anak berpendapat bahwa masa usia dini (0-6 Tahun) merupakan masa emas (golden Age) dimana masa ini paling potensial untuk memberikan stimulus dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasannya. Perkembangan kecerdasan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun awal kehidupan anak. Pada bayi yang baru lahir memproduksi bermilyar-milyar sel-sel otak, apabila dirangsang dengan pelayanan dan pendidikan yang baik maka sel-sel tersebut akan berkembang akan tetapi apabila tidak dirangsang sel-sel akan menyusut bahkan mati. Kecerdasan anak terbentuk 50 % di usia 0-4 tahun, 30% diusia 4-8 tahun dan 20% di usia 8-18 tahun. 4 (empat) tahun pertama merupakan kurun waktu yang sangat peka terhadap kaya miskinnya lingkungan dan stimulasi, perkembangan dimasa dini cenderung permanen yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya.
Sesungguhnya anak yang kuat jiwanya adalah mereka yang yakin kepada janji Tuhannya. Tunjukkan keteladanan kepada mereka, ajarkan keinginan untuk berbuat bagi agama Allah. Bangkitkan pada diri mereka tujuan hidup yang sangat kuat. Jika dua perkara ini ada pada mereka, insya Allah mereka akan tumbuh sebagai orang yang penuh semangat. Kecerdasan mereka akan melejit, berkembang pesat, dan bakatnya akan tumbuh dengan baik. Kepekaannya untuk merasakan, menghayati, dan memahami tujuan hidup di atas pijakan keyakinan terhadap Tuhannya akan semakin kuat. Tanamkan juga pada diri mereka kesadaran untuk belajar dan berpikir apa yang bisa dan sebaiknya dikerjakan bagi umat ini, sehingga membuat kepekaannya terhadap tanggung jawab tumbuh, potensinya terasah dan kreativitasnya berkembang. Insya Allah

VISI DAN MISI
VISI :
Menyiapkan Generasi Qur’ani yang Kuat, Hebat dan Pemberani

MISI :
Menyelenggarakan pendidikan anak usia dini [PAUD] yang Integral dalam aspek dasar agama dan iptek secara Ilahiyah, ilmiah dan alamiah


PROGRAM LAYANAN PENDIDIKAN
  • TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA)
  • KELOMPOK BERMAIN (KB)
  • TAMAN KANAK-KANAK (TK)


WAKTU LAYANAN
Taman Pengasuhan Anak (TPA)
Usia Layanan : 3 bulan – 6 tahun
Waktu Layanan : Senin - Sabtu
Halfday care: 07.00-14.00 WIB
Fullday care : 07.00- 15.30 WIB

Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak (PAUD)
Usia Layanan : 2 tahun – 6 tahun
Waktu Layanan : Senin – Sabtu
07.30 – 11.00 WIB


KEGIATAN HARIAN TAMAN PENGASUHAN ANAK
  • Penyambutan
  • Happening Art
  • Doa dan Muroja'ah
  • Kegiatan Bermain dan belajar
  • Istirahat/makan snack
  • Kegiatan Circle Time
  • Makan siang
  • Shalat
  • Reading Book story
  • Tidur Siang
  • Bersih Diri
  • Persiapan pulang
KEGIATAN HARIAN KELOMPOK BERMAIN
DAN TAMAN KANAK-KANAK (PAUD)
  • · Penyambutan
  • · Jurnal
  • · Pengenalan BTQ
  • · Pengenalan CALISTUNG
  • · Happening Art
  • · Muroja'ah Hadits
  • · Do'a dan Surat-Surat Pendek
  • · Kegaiatan Pagi
  • · Kegiatan Sentra
  • · Reading Book Story.
  • · Persiapan pulang

KEGIATAN PENUNJANG
  • · Kunjungan Pembelajaran Tematik
  • · Eksplorasi Air (renang)
  • · Makan Sehat
  • · Out Bound
  • · Rekreasi
  • · Karya Wisata
  • · Field Trip
  • · Tahfidzul Qur’an & Hadits
  • · Olah Raga
  • · Pengembangan Iptek
  • · Pengembanngan Seni (Art & Craft)
  • · Life Skill
  • · Mental Aritmatika
  • · Pengenalan Bahasa (Arab, Inggris, Indonesia)
  • · Manasik Haji
  • · Mendongeng
  • · Bakti Sosial
  • · Silaturrahim
  • · Pemeriksaan Kesehatan Gigi Dan Umum
  • · Manasik Haji
  • · Pekan Lomba
  • · Pondok Ramadhan
  • · Bakti Sosial
  • · Out Door Activity
  • · Mendongeng
  • · Menari
  • · Aritmatika
  • · Drama
  • · Anugrah Bintang Prestasi
  • · Jambore Anak Shaleh
  • · Kajian dan Konsultasi Psikologi anak
  • · Kajian Islam
  • · Parenting

HAFALAN HADITS AKHLAK
  • · Hadits kasih sayang
  • · Hadits dilarang marah
  • · Hadits persaudaraan
  • · Hadits tersenyum
  • · Hadits kebersihan
  • · Hadits menuntut ilmu
  • · Hadits kebaikan
  • · Hadits menutup aurat
  • · Hadits surga dibawah telapak kaki ibu
  • · Hadits malu
  • · Hadits niat
  • · Hadits adab makan
  • · Hadits keutamaan salam
  • · Hadits shalat tiang agama
  • · Hadits larangan mencela
  • · Hadits agama itu nasehat
  • · Hadits larangan manakut-nakuti
  • · Hadits menunjukkan kebaikan
  • · Hadits memberi hadiah
  • · Hadits silaturaahim
  • · Hadits mahir membaca al Qur’an
  • · Hadits menghormati tamu
  • · Hadits menyayangi yang kecil
  • · Hadits bekerja harus rapi
  • · Hadits taubat
  • · Hadits Islam itu tinggi
  • · Hadits kewajiban menjaga lisan
  • · Hadits tentang puasa

HAFALAN AL QUR’AN SURAT PENDEK
  • · Al Fathihah
  • · An Naas
  • · Al Falaq
  • · Al Ikhlas
  • · Al Lahab
  • · An Nashr
  • · Al Kafirun
  • · Al Kautsar
  • · Al Ma’un
  • · Al Quraisy
  • · Al Fiil
  • · Al Humazah
  • · Al ‘Ashr
  • · At Takatsur
  • · Al Qori’ah
  • · Al ‘Adiyat
  • · Al Yalyalah
  • · Al Bayinah
  • · Al Qadr
  • · Al ‘Alaq
  • · At Tiin
  • · Al Insyirah
  • · Ad Dhuha
  • · dan seterusnya (Juz 30)
  • · Luqman : 17 – 18
  • · Ayat Kursi

HAFALAN DO’A, BACAAN SHOLAT DAN ASMAUL HUSNA
  • · Do’a kedua orang tua
  • · Do’a sebelum makan
  • · Do’a sesudah makan
  • · Do’a sebelum belajar
  • · Do’a sebelum tidur
  • · Do’a bangun tidur
  • · Do’a masuk rumah
  • · Do’a keluar rumah
  • · Do’a masuk WC/kamar mandi
  • · Do’a keluar WC/kamar mandi
  • · Do’a bercermin
  • · Do’a memakai pakaian
  • · Do’a melepas pakaian
  • · Do’a kebaikan dunia akhirat
  • · Do’a berkendaraan
  • · Do’a keluar masjid
  • · Do’a mohon kecerdasan
  • · Do’a berbuka puasa
  • · Do’a sesudah wudlu
  • · Do’a penutup majlis
  • · Do’a sesudah adzan
  • · Do’a turun hujan
  • · Do’a mendengar petir
  • · Do’a menjenguk orang sakit
  • · Bacaan takbir
  • · Bacaan tahmid
  • · Bacaan tasbih
  • · Bacaan iftitah
  • · Bacaan ta’awudz
  • · Bacaan I’tidal
  • · Bacaan sujud
  • · Bacaan duduk diantara dua sujud
  • · Bacaan tahiyat/tasyahud
  • · Bacaan shalawat
  • · Asmaul Husna

KETENAGAAN
Guru adalah salah satu sumber belajar yang merupakan salah satu kunci untuk mentrasfer nilai-nilai keteladanan, baik itu ilmu pengetahuan, akhlak yang baik, permainan edukatif, dan lain-lainnya sebagai langkah memberikan rangsangan-rangsangan intelektual spiritual yang dibutuhkan bagi perkembangan anak.
Guru/tenaga pendidiknya adalah sarjana (S1) lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta, Diploma Dua (D2) jurusan Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (PGTK) atau lulusan SMA yang telah memiliki pengalaman di dunia pendidikan sebagai pengajar/instruktur dan mempunyai komitmen dalam pendidikan anak dini usia serta sesuai jurusan/program studinya (pengajaran/pendidikan).


SISTEM PEMBELAJARAN
1. Program Pembelajaran
Program pembelajaran PAUD Yaa Bunayya adalah pengembangan aqidah dan keilmuan dengan sistem active learning & multiple intelegence (kecerdasan majemuk).

2. Sistem Pendidikan
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka disusunlah sistem pendidikan yang akan diterapkan terhadap siswa, antara lain: keteladanan, sistem belajar siswa aktif (SBSA), Reward dan punishment (penghargaan dan teguran). Penekanan proses belajar di PAUD Yaa Bunayya Kota Pekalongan adalah pembentukan sikap sopan santun dan kemandirian anak melalui keteladanan dan praktek langsung

3. Metode Belajar Mengajar
Metode belajar mengajarnya, yaitu metode bermain (bermain bebas, bermain imajinatif, bermain konstruktif, bermain bersistem), Metode klasikal, metode hafalan, metode latihan, metode rekreasi.

Menciptakan lingkungan belajar dimana anak bisa bermain, belajar dan menjelajahi (eksplorasi) merupakan tantangan besar bagi guru pra sekolah. Sentra belajar bisa memberikan berbagai variasi dan perangsangan yang dibutuhkan anak pada aspek bahasa, matematika, sains, seni, musik, drama dan ketrampilan motorik halus & kasar.
Organisasi dan pengaturan kelas memiliki dampak yang sangat kuat pada anak, tingkah lakunya dan belajarnya. Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungan, jadi materi dan alat yang disediakan guru memegang peranan penting.

Apa itu sentra belajar?
Sentra belajar merupakan cara pengaturan kelas yang paling alamiah dan mendorong tumbuh belajar aktif. Sentra memungkinkan bagi anak untuk berinteraksi dengan materi atau alat peraga yang telah disediakan dan juga dengan teman-teman. Keberagaman materi di setiap sentra memberikan kesempatan bagi aanak untuk bekerja sesuai dengan tahap perkembangannya, dengan gaya belajarnya dan keunikan anak sehingga semua anak dapat sukses di semua sentra. Sentra belajar juga memberikan beberapa manfaat:
  • Anak akan mengembangkan ketrampilan sosial saat berinteraksi dalam bentuk kerjasama dengan anak lain, berbagai materi dan saling mengajar.
  • Sentra mendorong terjadinya komunikasi karena anak bisa bicara dan mengekspresikan diri secara verbal dengan bahasa.
  • Anak bisa bergerak dan aktif, sehingga diharapkan akan terjadi sedikit masalah disiplin dan pelanggaran peraturan.
  • Sentra belajar melibatkan penggunaan lebih dari satu indera.
  • Sentra mendorong anak belajar sesuai dengan kecendrungan belajar anak/keunikan anak.
  • Sentra memungkinkan anak bekerja mandiri, dalam kelompok kecil atau dalam posisi satu lawan satu dengan gurunya.
  • Sentra bisa mengakomodir berbagai kemampuan dan minat anak, karena anak bisa belajar sesuai dengan kecepatannya.
  • Kreatifitas, rasa ingin tahu dan sifat ingin mencoba bisa dikembangakan melalui sentra.
  • Sentra belajar mendorong anak untuk mandiri, mengambil keputusan dan menyelesaikan msalah.
  • Sentra belajar memungkinkan pemanfaatan waktu dan ruangan kelas serta materi yang paling efektif.
  • Sentra belajar memberikan kesempatan untuk adanya keanekaragaman dan fleksibelitas dalam hal materi dan kegiatan belajar.
  • dengan sentra belajar anak bisa mengulangi kegiatan untuk memperkuat ketrampilan atau untuk kesenangannya.
Di PAUD Yaa Bunayya Pekalongan ada 7 sentra dasar yang diterapkan, apa saja kegiatannya inilah sekilas gambarannya :
a. Sentra Kreasi/Sentra seni
Sentra kreasi/seni merupakan tempat yang penuh energi. Disentra ini biasanya merupakan tempat dimana anak-anak bermain kotor tapi anak-anak insya Allah akan segera belajar bahwa membeersihkan ruangan merupakan bagian dari tanggung jawab belajar di sentra ini. Kegiatan seni untuk anak lebih dipusatkan pada proses pembuatan bukan hasil.
Apa yang dipelajari disentra ini, melalui percobaan dengan berbagai media seni dan proses pembuatan berbagai karya seni, anak-anak belajar :
  • Untuk mengungkapkan ide dengan cara yang baru dan kreatif
  • Konsep bentuk, ukuran dan lokasi
  • Untuk membedakan bentuk dan menciptakan bentukbentuk
  • Mengenal nama-nama warna dan bagaimana membuat campuran warna baru
  • Untuk menguasai berbagai alat yang digunakan untuk membuat karya seni
  • Untuk membuat perencanaan akan membuat apa dan merealisasikannya bahwa ide itu sangat berharga.
b. Sentra Rancang Bangun/Balok
Balok sangat fleksibel dan memiliki anek guna, dengan bermain balok anak-anak bisa meningkatkan persepsi visual, koordinasi mata, tangan dan ketrampilan motoriknya. Yang dipelajari di sentra balok adalah :
  • Konsep bentuk, ukuran, panjang, loksai, ruangan dan sudut
  • Konsep keseimbangan dan gravitasi
  • Untuk menemukan dan mengulang pola
  • Untuk bekerjsama dengan teman
  • Untuk menyelesaikan masalah
  • Untuk membuat perencanaan dan melaksanakan rencananya
  • Untuk melihat konstruksi yang telah dibuat sebagai rekreasi
c. Sentra imajinasi/Bermain Peran
Anak-anak belajar disentra ini melalui bermain pura-pura. Anak-anak disentra ini kelihatannya hanya bersenang-senang tapi ada banyak hal yang dipelajari di sini. Ketika anak memainkan sebuah cerita, anak belajar untuk berbagai ide, membuat keputusan bersama, bekerjsama satu sama lain. Bermain drama juga memberikan kesempatan pada anak untuk bercakap-cakap dan meningkatkan perkembangan kognitifnya.
Apa yang dipelajari di sentra imajinasi/bermain peran, dengan mengambil berbagai peran dalam berbagai tema bermain peran, anak-anak belajar:
  • Luwes dalam berpikir
  • Untuk mengungkapkan diri dengan kalimat
  • Untuk bereksperiman berbagai peran orang dewasa
  • Untuk membayangkan kesulitan-kesulitan/resiko dalam bermain peran yang dimainkan tapi dalam setting yang aman.
  • Untuk mengatasi masalah dan mengatur berbagai hal
  • Untuk membuat keputusan
  • Berlatih dan berkompromi
  • Meningkatkan kemampuan improvisasi dan menggunakan berbagai benda secara simbolok yang mewakili hal lain. (mis. Sendok kayu menjadi raket).
  • Dapat melaksanakan ide dengan cara bekerjasama dengan teman.
d. Sentra Eksplorasi
Apa yang dipelajari di sentra eksplorasi, melalui pecobaan dengan berbagai alat di air dan pasir, anak-anak belajar :
  • Koordinasi mata dan tangan saat menuang
  • Bahwa sesuatu ada yang tenggelam dan ada juga yang mengambang
  • Konsep seperti basah, kering dan penguapan
  • Untuk membedakan, mengamati, mengukur, meramalkan dan penemuan-penemuan
  • Kapasitas relatif dari berbagai ukuran kontainer
  • Apa yang terjadi jika menambahkan benda lain, misal. Sabun atau pewarna makanan
  • Bagaimana bekerjsama atau bermain bersama dengan mainan yang sama
e. Sentra Ibadah
Apa yang diplejari di sentra ibadah, adalah sebagai berikut :
  • Pengembangan kemampuan dasar imtaq dan pembentukan karakter (akhlakul karimah) yang diintegrasikan kesemua sentra
  • Menanamkan kecintaan anak pada Allah melalui pembicaraan senang melakukan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, sesuai dengan kemampuan anak
  • Mengerti dan bertingkah laku sesuai dengan poin sebelumnya sehingga terbentuklah anak-anak berkarakter.
f. Sentra Audio Visual
Dengan menggunakan komputer, tape recorder, dan TV dan VCD ana-anak akan belajar lewat alat-alat tersebut. Apa yang dipelajari di sentra ini, adalah sebagai berikut :
  • Mengenal komputer (hardware maupun sofwarenya)
  • Mengoprasikan mouse komputer dengan baik
  • Mengamati perbedaan dan persamaan
  • Konsep warna, bentuk
  • Mengagumi alam
  • Membedakan suara-suara alam
g. Sentra Persiapan/Matematika/Membaca dan menulis
Apa yang dipelajari di sentra Persiapan/Matematika/Membaca dan menulis, adalah sebagai berikut :
  • Mengamati kesamaan dan perbedaan benda
  • Konsep warna, bentuk dan ukuran
  • Konsep angka lebih dari dan kurang dari
  • Menyortir dan mengelompokkan sesuai dengan kesamaan ciri
  • Membuat pola
  • Menghitung dan korespodensi satu-satu
  • Konsep kelompok atau set
  • Berpikir logis
  • Mengungkapkan ide dalam bentuk kata dan tulisan
  • Membuat cerita
  • Memperoleh informasi dari buku
  • Menggunakan pengetahuan asosiasi huruf (membuat kalimat sederhana)
  • Mengetahui ada berbagai cara untuk menulis

CONTOH KONSEP PEMBELAJARAN DENGAN TEMA RUMAH
1. Sentra Ibadah
Pengenalan : Bercakap-cakap tentang lingkungan rumah.
QS. Al Isro’: Katakanlah mohonlah kepada Allah atau kepada Arrahman.
Kegiatan Inti : 1. Mengenalkan ada bertamu, masuk masjid dan hadits Silaturrahim
2. Mengenalkan konse bilngan (hijaiyah) dengan benda atau gambar

2. Sentra Kreasi
Pengenalan : Bercakap-cakap tentang guna/manfaat rumah
Kegiatan inti : Melipat, menempel, mewarnai, dan menghias rumah

3. Sentra Rancang Bangun
Pengenalan : Bercakap-cakap tentang jenis rumah
Kegiatan inti : Membuat maket rumah
Membangun rumah dengan bentuk geometri atau balok

4. Sentra Persiapan
Pengenalan : Bercakap-cakap tentang tata bagian rumah
Kegiatan inti : Mengelompokkan gambar rumah
Menghitung rumah berdasarkan ciri dan bentuk

5. Sentra Eksplorasi
Pengenalan : Cara pembuatan rumah
Kegiatan inti : Praktek langsung membuat rumah dari pasir atau tanah di halaman

6. Sentra Imajinasi
Pengenalan : Bercakap-cakap tentang alat atau perkakas rumah
Kegiatan inti : Menata dan membersihkan ruangan dan melingkari gambar yang termasuk perkakas rumah tangga

7. Sentra Auvi
Pengenalan : Bercakap-cakap tentang macam-macam rumah dilihat dari bahan pembuatannya
Kegiatan inti : Menggambar rumah di Komputer atau melihat CD tentang bentuk/jenis rumah


HASIL BELAJAR
Anak-anak yang telah menyelesaikan pendidikan di PAUD Yaa Bunayya ini diharapkan memiliki kualifikasi sebagai berikut:
  1. Anak diharapkan memiliki dasar-dasar keimanan dan kecintaan pada Islam sebagai agama yang mengatur kehidupan di dunia menuju kebahagiaan di akhirat serta kecintaan kepada Nabi-Nabi-Nya.
  2. Anak dapat mengenal ajaran Islam, melalui aqidah Islam, akhlak, ibadah, do’a, asmaul husna, hafalan surat-surat pendek atau hadits, dan membaca huruf hija’iyyah.
  3. Anak diharapkan terbiasa bertingkah laku sesuai dengan ajaran Islam dalam aspek-aspek ibadah, akhlak, pergaulan, berpakaian, makanan, dan sebagainya.
  4. Anak memiliki kemampuan dasar untuk bersikap mandiri, disiplin berjiwa Islam, berfikir rasional.
  5. Anak memiliki kemampuan dalam mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain.
  6. Anak memiliki kesehatan jasmani yang memungkinkan ia dapat bergerak aktif.
  7. Anak mampu mengenal berbagai jenis benda-benda dilingkungan sekitarnya serta manfa’atnya.
  8. Anak memiliki ketrampilan berimajinasi dan berkreasi seuai dengan perkembangannya